Memahami Pentingnya Revisi Dalam Menulis Novel
Jakarta, AksaraJingga.Com - Revisi dan editing adalah dua tahap penting dalam proses penulisan novel. Revisi merujuk pada kegiatan memeriksa, meninjau, dan memperbaiki naskah untuk memperbaiki kesalahan, kekurangan, atau kelemahan dalam narasi, karakter, plot, gaya penulisan, dan elemen lainnya. Sementara itu, editing melibatkan pengeditan secara lebih teknis, seperti memeriksa tata bahasa, ejaan, dan penggunaan kata yang tepat.
a. Revisi
Proses revisi dimulai setelah penyelesaian draf pertama novel. Tujuan utama revisi adalah memperbaiki kualitas dan kekuatan cerita, mengasah karakter, menggali elemen plot, dan memperbaiki kelemahan struktural.
1. Menurut Tujuannya
Revisi menurut tujuannya bisa dikategorikan menjadi empat, yaitu:
• Revisi Sebagai Kesempatan Untuk Meningkatkan Alur Cerita
Revisi memungkinkan penulis untuk melihat kelemahan atau ketidaksesuaian dalam alur cerita mereka. Dengan melakukan revisi, penulis dapat memperbaiki struktur cerita, menambah atau menghilangkan adegan yang tidak relevan, atau mengatur ulang urutan kejadian agar alur cerita lebih terhubung dan menarik. Contohnya, seorang penulis mungkin menyadari bahwa awal ceritanya terlalu lambat dan tidak langsung menarik pembaca. Melalui proses revisi, penulis dapat memotong bagian yang kurang penting, menambahkan adegan yang lebih menarik, atau mempercepat tempo cerita agar alur cerita menjadi lebih efektif.
• Revisi Untuk Meningkatkan Karakterisasi
Revisi memungkinkan penulis untuk mengembangkan karakter-karakter dalam novel mereka dengan lebih baik. Penulis dapat menambahkan lapisan karakter, menampilkan motivasi dan konflik yang lebih dalam, atau memperbaiki konsistensi karakter. Dengan revisi, penulis dapat membuat karakter-karakter menjadi lebih hidup dan kompleks. Contohnya, seorang penulis mungkin menyadari bahwa karakter protagonisnya terasa datar dan kurang terdefinisi. Dalam proses revisi, penulis dapat menambahkan sejarah karakter yang lebih mendalam, menunjukkan perubahan emosional yang lebih jelas, atau menyajikan dialog yang lebih mencerminkan kepribadian karakter tersebut.
• Revisi Untuk Memperkuat Konflik
Revisi memungkinkan penulis untuk meningkatkan konflik dalam cerita mereka. Penulis dapat memperjelas konflik utama, menambahkan konflik internal atau eksternal yang lebih kuat, atau mengintensifkan ketegangan antara karakter-karakter. Dengan melakukan revisi, penulis dapat menciptakan konflik yang lebih mendalam dan menarik, yang akan membuat pembaca terus terlibat dalam cerita. Contohnya, seorang penulis mungkin menyadari bahwa konflik utama dalam novelnya terasa kurang menantang atau tidak cukup memikat. Dalam proses revisi, penulis dapat memperjelas tujuan dan hambatan karakter, menambahkan konflik tambahan yang memperumit situasi, atau mengubah dinamika hubungan antara karakter-karakter.
• Revisi Untuk Meningkatkan Gaya Penulisan
Revisi memungkinkan penulis untuk menyempurnakan gaya penulisan mereka. Penulis dapat menghapus kalimat-kalimat yang tidak perlu, mengganti kata-kata yang repetitif atau tidak tepat, atau menambahkan imbuhan yang lebih kuat dan deskriptif. Dengan revisi, penulis dapat mencapai kualitas bahasa yang lebih baik dan meningkatkan daya tarik narasi. Contohnya, seorang penulis mungkin menyadari bahwa gaya penulisannya terlalu kaku atau terlalu sederhana. Melalui proses revisi, penulis dapat memperbaiki ritme kalimat, menambahkan metafora atau perumpamaan yang kreatif, atau memilih kata-kata yang lebih kaya untuk meningkatkan keindahan dan kekuatan penulisannya.
2. Teknik yang Digunakan
Selain itu, untuk dapat membuat revisi yang baik terdapat beberapa Teknik yang dapat digunakan, diantaranya:
• Analisis struktural: Mengidentifikasi elemen plot seperti puncak konflik, penyelesaian cerita, dan kemajuan karakter. Memastikan plot memiliki arah yang jelas dan alur cerita yang terorganisir dengan baik.
Contoh:
Seorang penulis menyadari bahwa karakter utamanya mengalami perubahan sikap yang mendadak di tengah cerita. Penulis melakukan revisi untuk memperjelas alasan di balik perubahan tersebut dan memastikan bahwa karakter tersebut memiliki perkembangan yang konsisten sepanjang novel.
• Pengembangan karakter: Memeriksa kekonsistenan karakter, menyempurnakan penokohan, dan memperdalam karakter-karakter penting dalam novel. Memastikan karakter memiliki motivasi yang kuat, tingkah laku yang konsisten, dan pertumbuhan yang terasa.
Contoh:
Seorang penulis menyadari bahwa karakter pendukung dalam novelnya tidak memiliki latar belakang yang jelas. Penulis melakukan revisi dengan menambahkan beberapa adegan dan dialog untuk menjelaskan lebih lanjut latar belakang karakter tersebut, sehingga membuatnya lebih terasa hidup dan berkembang.
• Pemilihan kata dan gaya penulisan: Mengevaluasi gaya penulisan dan pemilihan kata, serta memastikan kesesuaian dengan genre dan suasana novel. Menghindari pengulangan kata yang berlebihan, menjaga konsistensi gaya penulisan, dan mempertimbangkan ritme narasi.
Contoh:
Seorang penulis menemukan bahwa penggunaan frasa dan gaya penulisannya terlalu formal untuk novel dengan tema yang lebih santai dan modern. Dalam revisi, penulis mengganti beberapa frasa formal dengan ungkapan yang lebih santai dan mengubah gaya penulisannya agar lebih sesuai dengan nuansa cerita.
b. Editing
Setelah revisi, tahap editing dimulai. Ini adalah proses yang lebih teknis dan melibatkan perbaikan tata bahasa, ejaan, tanda baca, serta memastikan kesesuaian gaya penulisan dengan aturan bahasa yang berlaku. Berikut adalah beberapa langkah dalam proses editing:
1. Tata bahasa dan ejaan: Memeriksa tata bahasa, ejaan, dan penggunaan kata yang benar. Memastikan kesesuaian subjek dan kata kerja, pemilihan kata yang tepat, serta mengoreksi kesalahan tata bahasa dan ejaan.
Contoh:
Dalam proses editing, seorang editor menemukan kesalahan tata bahasa di kalimat-kalimat tertentu, seperti penggunaan kata ganti yang tidak konsisten atau kesalahan konjugasi kata kerja. Editor memperbaiki kesalahan tersebut untuk meningkatkan kejelasan dan konsistensi bahasa dalam novel.
2. Gaya penulisan: Mengevaluasi dan memperbaiki gaya penulisan agar lebih halus, padu, dan sesuai dengan tujuan narasi. Menghindari repetisi kata yang berlebihan, memperbaiki kalimat yang kaku, dan memperhatikan kualitas alur cerita dan deskripsi.
Contoh:
Selama proses editing, editor menemukan kalimat-kalimat yang terlalu panjang dan rumit, sehingga mengurangi kelancaran membaca. Editor memperbaiki kalimat-kalimat tersebut dengan memecahnya menjadi beberapa kalimat yang lebih pendek dan mudah dipahami.
3. Tanda baca dan pemformatan: Memeriksa penggunaan tanda baca yang tepat, seperti titik, koma, tanda petik, dan tanda baca lainnya. Memastikan konsistensi pemformatan paragraf, dialog, dan penggunaan tanda baca secara umum.
Contoh:
Dalam proses editing, editor menemukan bahwa dialog-dialog dalam novel tidak memiliki tanda petik yang konsisten. Editor memperbaiki kesalahan ini dengan menambahkan dan menyesuaikan tanda petik sehingga membantu pembaca membedakan antara dialog dan narasi.
Melalui proses revisi dan editing yang cermat, penulis dan editor bekerja sama untuk memastikan novel mencapai kualitas terbaik sebelum diterbitkan. Proses ini membantu meningkatkan kejelasan, konsistensi, dan daya tarik cerita serta memastikan kesesuaian bahasa dan tata letak.